Dzon

Husnudzon

Giving good assumptions and not being too skeptical on others. 

These things have been crucial in our life since people nowadays loved to judge the others, as they have a kind of mind set where they thought that one with pious-looking is perfect and won't do any mistakes, won't do any sins. One with mischievous-looking or even the so-so-looking is the one who to be blamed for all even when they doing nothing.

It's way more easier to say this than to practice it yourself. I knew. Even we tried not to think bad of somebody, eventually it will come before we realise that we have being skeptical. Because of what? Because the first impression thing have been prioritized in our society. 

The time is too short for people to go through each one of them, to know inside and outside of them for not giving any bad assumptions. They just have seconds to take a look, and their mind will automatically reached the conclusion about others. Hence, it will be more likely to the bad thoughts.

People said, "Don't judge a book by it's cover.". It's true, I can't agree more. But not for this situation. Me myself will attracted to the book with certain covers. I just won't read any books with bad covers.

All these things are back to every each and one of us. We're responsible on it.

Giving good impression to others to start with. Stop cursing people with your words. Stop wearing any of your little sisters/brothers' clothes. Stop loafing around. Stop showing you violence. Stop showing your bad side. Just stop. 

You asked for the good, be a good one yourself first.

Diri

Siapa aku
Siapa mereka
Tarafku rendah
Layaknya dipijak-pijak

Dia hebat
Dia punya itu ini
Dia punya segalanya

Aku
Apa ada
Sekujur tubuh
Menunggu tarikh luput
Bila-bila masa takku kesah

Ujian
Menjadi diriku
Payah
Sukar
Fikiran serabut
Identiti celaru
Bisa saja jadi gila
Mudah lagi
Meniru watak manusia lain
Menipu perasaan sendiri
Ah
Diam

Heh. 

Kau lupa. Setiap yang baik, ada yang buruk. Kau lupa. Tiada apa yang sempurna melainkan Dia. Kau lupa. Siapa kau. Kau lupa. Akan hakikat manusia itu pelupa. Terus saja kau merendahkan diri, hingga menyembah bumi, sujud kepada yang bernama makhluk juga. Terus sahaja kau memperbodohkan diri sendiri. Terus saja kau melempar tohmahan pada takdir. Takdir yang kau salah tafsirkan. Di mata kau, mereka di atas, tinggi di langit tak mampu kau capai. Pernah kau fikir di mana sebenarnya kaki kau memijak saat itu? Kau berpijak di bumi yang nyata. Bumi kau. Di situ tempat kau. Tempat untuk menjadi diri kau, yang sebenar.

Cukup Sudah

Lagak kau tak ubah seperti
Seorang dungu

Bila ditanya
Kau jawab
Aku manusia
Pelupa
Pendosa
Tidak sempurna
Boleh taubat

Heh
Tahu buat
Aku betulkan

Kau manusia
Ya
Bukan beruk mahupun cipan
Pelupa
Apa usaha?
Pendosa
Bila mahu melakar titik noktah?
Tidak sempurna
Bukan alasan
Boleh taubat
Semata menutup dosa silam
Untuk kembali menambah yang baru?

Kau dungu
Cukuplah dengan hidung tinggi
Berhenti jadi bodoh sombong

Kau berhak atas diri kau
Aku tahu
Tapi
Jangan lupa
Kau tanggungjawab aku

Lembut

Kelembutan
Selamanya
Tidak akan tewas
Dengan Kekerasan.

Lembut
Bukanlah lembik
Persis lumpur yang menurut tika dipijak
Bukan juga lemah
Seperti tamparan si anak kecil
Bukan juga rapuh
Bak gelas yang mudah pecah

Lembut ialah lembut
Penuh helah
Tenang
Laksana menarik rambut dalam tepung

Kelembutannya menarik semacam perasaan
Untuk mendekati 
Untuk mengenali
Yang pasti untuk kembali
Kepada dia, Ilahi

Doa ditembak
Terus menembusi
Tanpa melukai diri

Pena tarbiyah dihunus
Tepat ke hati
Tanpa mengguris sanubari

Kerna dia lembut
Aku tewas